Perencanaan Usaha Budidaya Ternak Kambing / Domba

- Juli 24, 2017

Perencanaan Usaha Budidaya Ternak Kambing / Domba

 
Usaha agribisnis memiliki kontribusi besar bagi pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian terbukti sudah bisa atau mampu eksis menghadapi krisis ekonomi yng menimpa bangsa Indonesia. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu pemerintah sudah mencanangkan program revitalisasi pertanian dimana yang dengannya harapan nantinya muncul produk-produk unggulan di satu produk unggulan di tiap desa.
Pada akhirnya akan tercipta lapangan kerja baru di perdesaan menjadikan bisa mengurangi urbanisasi dari perdesaan. Perencanaan merupakan hal yng Amat penting dalam mengawali bisnis Peternakan. Perencanaan bisnis akan membantu kita dalam melangkah serta membuat keputusan-.
Yang dengannya perencanan yng matang kita mampu :
• Membayangkan (memproyeksikan) perjalanan bisnis kita ke depan.
• Merancang pengelolaan sumberdaya yng ada : dana, lahan, tenaga kerja, dsb.
• Melakukan monitoring/pengawasan disaat bisnis berjalan, apakah sesuai yang dengannya rencana ataupun tak, menjadikan bisa diambil keputusan yng tepat.
Beberapa pertanyaan penting sebelum kita mengawali beternak kambing merupakan :
1. JENIS KAMBING YANG AKAN DIPELIHARA
Jenis ternak kambing yng akan kita pelihara bergantung beberapa faktor
Jenis peternakan kambing dilihat dari segi tujuannya bisa dibedakan :
a. Penggemukan (Fattening)
Yaitu beternak yng tujuannya menggemukkan (membesarkan) tubuh kambing bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan berat badan tatkala penjualan. Program penggemukan ini umumnya di lakukan andai ada pasar yng sudah ada ataupun dugaan kuat potensi pasar itu bisa diraih. Oleh lantaran itu penggemukan ini umumnya di lakukan peternak pada tatkala menjelang Hari Raya Kurban dimana kebutuhan akan kambing (jantan) Amat tinggi. Sedangkan penggemukan diluar momen yang telah di sebutkan Amat jarang didapati kecuali pada bisnis peternakan yng sudah memiliki pasar tetap.
b. Pembiakan dari Bibit
Yaitu beternak yang dengannya memelihara induk serta pejantan yng tujuannya merupakan menghasilkan anak, dibesarkan serta lantas dijual. Umumnya tak seluruh peternak mempunyai pejantan, akan tetapi satu pejantan digilir yang dengannya memberikan uang rokok kepada pemilik jantan menjadi penghargaan atas jasa pemeliharaan. Secara tak langsung kebiasaan ini adalah teknik peningkatan produktivitas jantan serta efisiensi biaya.
Usia anak yng dijual pula bervariasi, kadang anak lepas sapih, dari serta kebanykan merupakan penjualan tatkala kambing dewasa.
c. Peternakan Perbibitan (Penghasil Bibit/Breeding)
Yaitu beternak yang dengannya tujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghasilkan kambing kualitas bibit. Usaha pembibitan ini jarang di lakukan oleh warga atau juga bisa dikatakan masyarakat lantaran mempunyai persyaratan serta perlakuan khusus selama proses pemeliharaan berlangsung semisal kualitas induk serta pejantan yng tidak jelek alias bagus, proses seleksi anak, serta tata tatacara kawin Perlu memperhatikan silsilah yng baik.
JENIS PETERNAKAN DAN SKALA(BESAR/KECIL) YANG AKAN DIKEMBANGKAN?
1. Jenis Ternak
2. Jenis Peternakan serta skala yng akan dikembangkan
Sedangkan dari Skala Usaha, peternakan bisa dibedakan :
a. Peternakan Skala Rumah Tangga
Yaitu bisnis peternakan yng diusahakan oleh warga atau juga bisa dikatakan masyarakat disekitar rumah orang-orang, ataupun seringkali bergabung yang dengannya bangunan rumah. Jumlah kambing yng dipelihara umumnya paling tidak sedikit 20 ekor.
b. Peternakan Skala Kecil
Yaitu bisnis peternakan yng lebih besar dari skala keluarga sampai-sampai jumlah 500 ekor. Umumnya peternakan ini dikembangkan lantaran mempunyai pasar tetap.
c. Peternakan Skala Menengah
Yaitu bisnis peternakan yang dengannya jumlah ternak antara 500-1000 ekor. Di Indonesia, bisnis peternakan kambing skala menengah ini masih Amat minim jumlahnya.
d. Peternakan Skala Besar
Yaitu bisnis peternakan kambing yang dengannya jumlah kambing diatas 1000 ekor. Skala ini asih Amat jarang di lakukan di Indonesia. Kalaupun ada sifatnya hanyalah menjadi Holding Ground (conditioning phase) sebelum dilepas ke pasar. Sedangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk jenis perbibitan, boleh dikatakan (hampir) tak ada.
Perencanaan
Pemilihan Skala ini akan Amat berpengaruh terhadap :
a. Besarnya investasi
b. Teknik pengelolaan (manajemen) peternakan
c. Jaringan pasar yng Perlu dibentuk
DAYA DUKUNG DARI LINGKUNGAN
a. Lahan
Lahan dibutuhkan menjadi tempat pembangunan sangkar, tempat menampung limbah baik kotoran (feses), air kencing (urine), serta barangkali menjadi lahan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menanam rumput.
Luas lahan yng dibutuhkan Amat bergantung dari jumlah ternak. Luas lahan akan bertambah andai ada program bagi atau bisa juga dikatakan untuk penanaman rumput.
b. Iklim
masing-masing ternak memiliki secara fisiologis memerlukan kondisi lingkungan yag tak berbeda. Secara umum, kambing lokal Indonesia akan bisa berkembang yang dengannya baik kisaran suhu 20-29 derajat celcius.
Andai pakan ternak Amat bergantung yang dengannya pasokan hijauan, maka penting diperhatikan panjangnya musim hujan serta musim kemarau. Makin pendek musim kemarau akan makin baik.
c. Potensi Hijauan Makanan Ternak
Sumber HMT bisa dibagi dua yakni rumput lapang (liar) serta rumput semaian (sengaja dipelihara).
Andai mengandalkan keberadaan rumput liar, penting diperhatikan populasi ternak yng mengkonsumsi rumput liar di wilayah yang telah di sebutkan. Biasanya Dinas Peternakan mempunyai data perihal Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak ruinansia (KPPTR) serta Potensi Maksimum didasari Sumber Daya Lahan (PMSL).
Andai ada program penanaman rumput, penting diperhatikan luasan lahan yng dibutuhkan, rotasi panen serta rotasi pemeliharaan.
d. Potensi Makanan Non Hijauan
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan makanan yng bervariasi serta mengurangi ketergantungan dari pakan hijauan, bisa pula diinventarisasi potensi pakan non hijauan, semisal onggok singkong.
Andai pasokan pakan non hijauan dari pembelian, maka penting diperhatikan hitungan ekonomisnya.
e. Keterampilan yng dimiliki SDM
Amat penting diperhatikan keterampilan SDM dalam memelihara kambing, karena kesalahan tidak banyak saja dalam pengelolaan bisa menghasilkan ternak sakit, pertumbuhan tidak lebih,malah resiko kematian. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu sebelum dijalankan, tenaga pengelola Perlu memperoleh keterampilan yng cukup.
f. Dukungan Dana serta System Kerjasama
Dana bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengawali bisnis ternak kambing tak Perlu dari diri sendiri. Amat dimungkinkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk melakukan kerjasama yang dengannya orang lain yang dengannya melakukan kerjasama kemitraan (syirkah)
Yng penting di dalam syirkah merupakan akad yng di lakukan Perlu terperinci. Mulai dari besarnya dukungan dana, patungan dana andai sama-sama memiliki andil modal, system bagi hasil nya (persentase pembagian keuntungan) serta tanggung jawab masing-masing pihak atas resiko kegagalan.
4. Kesempatan Pasar
Di daerah-daerah pedesaan sebagian besar warga atau juga bisa dikatakan masyarakat menjual ternak kambingnya melalui pedagang pengumpul (blantik). Resikonya merupakan harga yng tentu lebih rendah (malah tak jarang ditekan) dari harga di pasar. Hal ini berlangsung lantaran umumnya peternak tak mempunyai berita perihal harga pasar, mekanisme penjualan di pasar, adanya jaringan pedagang kambing, serta kadang peternak tak mau repot-repot ke pasar.
Akan tetapi diwaktu mendatang butuh diusahakan jaringan pemasaran bagi peternak supaya manfaat yng diperoleh pula maksimal.
Paling tak ada tiga aspek yng penting bagi atau bisa juga dikatakan untuk diproyeksikan, yakni :
1. Membuat proyeksi populasi ternak di sangkar
Proyeksi ini dimaksudkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengetahui perkembangan jumlah kambing serta banyak sekali jenis umurnya di waktu ke depan. Menjadikan bisa diperkirakan kebutuhan sumberdaya pada selang waktu tertentu misalnya kapan Perlu menambah jumlah pakan, kapan menambah sangkar, kapan butuh menambah tenaga kerja, serta kapan akan ada ternak yng bisa dipasarkan.
Asumsi yng Perlu dipenuhi bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat proyeksi ini merupakan :
a. Jumlah Induk serta Pejantan yng akan dipelihara
b. Asumsi harga beli serta harga jual
c. Waktu kawin betina seusai melahirkan
d. Koefisien kematian (mortalitas) dari anak
e. Koefisien Produksi betina per kelahiran
2. Membuat Proyeksi Sirkulasi Kas (Cash Flow)
Yaitu proyeksi pemasukan serta pengeluaran uang kas. Proyeksi ini penting bagi atau bisa juga dikatakan untuk melihat periode pengeluaran serta pemasukan kas menjadikan bisa di lakukan penjadualan kapan Perlu menyediakan uang serta kapan akan mendapatkan uang.
3. Membuat Proyeksi Pemasaran
Yaitu perkiraan kapan bisnis peternakan yanng dijalankan akan menghasilkan produk yng siap dijual. Asumsi yng Perlu ada merupakan produk apa, ataupun kambing umur berapa yng akan dijual.
Proyeksi ini akan lebih baik andai sudah ada gambaran tujuan pemasaran, menjadikan selama mas produksi (pemeliharaan) di sangkar bisa di lakukan pendekatan kepada calon pembeli.
4. Membuat Proyeksi Laba Rugi
Yaitu perkiraan selisih antara pendapatan serta biaya yng dikeluarkan selama berlangsungnya bisnis. Dalam bisnis skala keluarga, umumnya lemah di pencatatan serta bercampurnya antara uang dapur serta uang bagi atau bisa juga dikatakan untuk bisnis.
Sumber: kampoengternak
Info pelatihan ternak kambing == > www.PelatihanTernakKambingDomba.com
Jual Kaos desain kambing & domba == > www.KaosKambingDomba.com

Sumber rujukan dan gambar : http://www.suksesternakkambing.com/2013/08/perencanaan-usaha-budidaya-ternak.html.

Seputar Perencanaan Usaha Budidaya Ternak Kambing / Domba

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Perencanaan Usaha Budidaya Ternak Kambing / Domba